Menjadikan Menulis Sebagai Passion

 Minggu, 22 Mei 2022


Resume ke      : 2

Tema.               : Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Hari/ Tanggal  : Jumat, 20 Mei 2022

Pukul                : 19.00 - 21.00 WIB

Gelombang      : 25

Narasumber.    : Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. (Bunda Kanjeng)

Moderator.        : Widya Setianingsih




        Bismillah....

    Pertemuan kedua KBM PB PGRI kali ini dibuka oleh moderator cantik Ibu Widya Setianingsih dengan kalimat motivasi dari Brian Tracy yang menyatakan bahwa orang-orang sukses hanyalah mereka yang memiliki kebiasaan sukses. Selanjutnya disusul dangan pantun pembuka :

Pergi ke sungai memancing ikan

Ikan kecil ika arwana

Salam sapa saya ucapkan

Materi bertema Writing is My Passion (Menulis adalah Renjanaku) disampaikan oleh narasumber hebat dengan berderet prestasi yang mendapat julukan Ratu Antologi yaitu Ibu Sri Sugiastuti yang akrab disapa Bunda Kanjeng. 

    Apa itu passion? Passion yang dalam bahasa Indonesia dipadankan dengan kata renjana,  merupakan kecenderungan yang kuat terhadap suatu aktivitas yang digemari oleh seseorang. Bagaimana menumbuhkan passion menulis? Untuk menumbuhkan passion menulis, menurut Bunda Kanjeng, kita perlu menggali lebih dalam jawaban dari pertanyaan:

Mengapa menulis menjadi passion yang menjanjikan?

Yang pertama, kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir. Yang kedua, sampai dengan hari ini, profesi penulis merupakan salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara sosial. Selain kedua hal tersebut tentu masih banyak jawaban lain yang diharapkan dapat menumbuhkan passion menulis, diantaranya adalah keuntungan secara materi/finansial dan kepuasan batin. 

       Adapun kendala dan hambatan yang berasal dari dalam diri seseorang ketika akan mulai menulis antara lain merasa tidak berbakat menulis, tidak memiliki waktu luang, tidak memiliki ide, tidak mau dikritik, tidak suka membaca apalagi menulis,  semua itu harus dibuang. 

       Ada 3 kata kunci alasan untuk menulis. Yang pertama, kata kunci "mengapa", alasan mengapa kita menulis lebih bersifat filosofis dan berhubungan dengan nilai, visi, dan misi hidup kita di dunia. Sebagai contoh, bagi ummat muslim, hadis nabi yang berbunyi "khoirunnas anfa'uhum linnas" yang artinya sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat untuk manusia lain. Dengan menulis, ketika apa yang kita tulis bermanfaat bagi pembacanya, maka kita sudah mengamalkan hadis tersebut. Kata kunci kedua yaitu "bagaimana", alasan bagaimana cara kita menulis lebih bersifat teknis dan jawabannya cenderung mudah dipelajari melalui proses pelatihan, seperti PBM PGRI ini. Kata kunci terakhir atau ketiga adalah "kapan", alasan kapan kita mulai menulis, kita harus niatkan untuk membuat karya yang asli dari diri kita secepatnya. 

    Untuk menjadi seorang penulis yang baik, langkah-langkah yang bisa dilakukan antara lain, kita perlu membaca banyak buku baik yang bersifat umum maupun spesifik seperti kesesuaian dengan latar belakang akademik atau minat kita. Dikarenakan ide dan gagasan seringkali muncul saat kita mendialektikakan bahan bacaan yang kita baca dengan bacaan orang lain atau  dengan diri kita sendiri, maka kita perlu mendiskusikannya dengan orang lain. Bila diperlukan, akan lebih baik jika kita memiliki mentor menulis yang tepat. Langkah selanjutnya adalah melihat dan merasakan baik secara langsung maupun apa yang kita lihat dan baca di media sehingga pesan yang akan kita sampaikan dapat sampai kepada pembaca.  Yang tak kalah penting adalah sosialisasi, yaitu berapa banyak pengetahuan, pengalaman dan kisah orang lain yang dapat kita serap untuk dijadikan bahan menulis.

     Ada 5 poin persiapan menulis yaitu pertama, menggali dan menemukan gagasan/ide yang dapat dilakukan melalui pengamatan baik terhadap kejadian/peristiwa nyata, imajinasi, atau kajian pustaka. Brainstorming dapat digunakan sebagai cara yang efektif untuk mempermudah proses penemuan ide. Kedua, menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca. Sasaran pembaca akan menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan. Selain itu, kita harus memastikan bahwa tulisan yang kita hasilkan akan laku di pasaran (marketable). Ketiga, menentukan topik. Misal, tujuan menulis adalah untuk memberikan informasi yang benar tentang kesehatan, genrenya tulisan populer dan sasaran pembacanya adalah orang tua (manula), maka penulis bisa menentukan tulisan misalnya dengan topik "Hidup sehat di usia senja". Keempat, membuat outline. Outline merupakan bentuk kerangka tulisan berisi garis besar yang menunjukkan gambaran materi yang akan ditulis. Karakteristik outline yang baik memiliki kesederhanaan yang logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan. Kelima, mengumpulkan bahan materi/buku. Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Selain itu juga agar semakin banyak ide/gagasan yang dapat dikembangkan. Jika menemukan topik, maka bahan bacaan yang dikumpulkan sesuai dengan topik yang sudah ditentukan. 

    Menurut Bu Kanjeng, menulis itu harus sabar, artinya, bagi penulis pemula, untuk menjadi penulis yang andal, sebaiknya lebih fokus pada ketekunan (persistence) dalam proses menulis, buang jauh-jauh semua kendala/hambatan dari dalam diri penulis, dan mulailah menulis semampu kita dahulu. Tidak perlu berfikir harus sempurna dan terlalu idealis. 

    Setelah kita menyelesaikan naskah kasar dari buku yang kita tulis (rough draft), maka tahap yang harus dilewati hingga buku kita terbit adalah yang pertama editing (penyuntingan), yaitu membaca ulang dan menyempurnakan draft. Kedua, revising (perbaikan), yaitu mengubah beberapa bagian naskah, melengkapi naskah, dan mengevaluasi kembali naskah untuk menihilkan kesalahan tulis. Ketiga, publishing (penerbitan), yaitu pengiriman naskah, pracetak (perwajahan buku, tata letak, ISBN, proof reading), pencetakan, promosi dan distribusi. 

    Setelah pemaparan materi selesai, sebelum memasuki sesi tanya jawab, Bunda Kanjeng menuliskan cerita bagaimana awal mula beliau mencintai dunia literasi. Kecintaan beliau terhadap dunia literasi dimulai sejak bangku SMP ketika beliau memiliki buku harian dan rajin mencatat lagu-lagu Koes Plus dan juga sweet song lainnya. Beliau memiliki buku kenangan yang berisi tulisan teman sekelas  dengan berbagai pesan dan kesan. Saat itulah beliau mencintai dunia korespondensi dan memiliki banyak sahabat pena yang didapat dari majalah  remaja seperti Gadis, Anita dan saat di bangku SD beliau membaca majalah Bobo juga Kuncung. Beliau juga menyukai Komik AC Anderson dan novel karya Marga T, La Rose, dan Hamka. Intinya beliau sudah hobi membaca sejak kecil. Cara orang tua beliau agar anaknya gemar membaca yaitu sering membaca keras koran yang jadi langganannya. 

    Bunda Kanjeng juga menuliskan cerita bagaimana keterampilan menulis yang beliau dapatkan melalui kursus jurnalistik pada tahun 1986 sempat  terkubur karena kesibukannya setelah menikah hingga jeda selama 25 tahun bisa bangkit kembali ketika menempuh studi S2 di UMS Solo.   Sejak itu dengan falsafah The show must go on beliau bangkit untuk belajar menulis dan berusaha untuk naik kelas dan mengupgrade diri dengan cara memiliki banyak komunitas menulis.  Beliau rela mengeluarkan dana,menyisihkan waktu  dan terus berlatih. Sehingga tahun 2009 beliau sudah memiliki blog dan menjadi sahabat karib Omjay. Semua ini beliau sampaikan agar peserta PBM PGRI termotivasi dan pantang menyerah karena kami memiliki potensi menjadi penulis andal, asalkan memiliki komitmen untuk menulis. Jadilah penulis yang kreatif dengan menangkap banyak ide yang berseliweran di sekitar kita, begitu pesan Bunda Kanjeng. Sungguh sebuah kisah yang sangat menginspirasi saya,  terlebih karena ada beberapa bagian dari kisah beliau yang juga serupa meski tak sama dengan kisah pribadi saya. Terima kasih sudah berbagi kisahnya Bunda Kanjeng.

    Selanjutnya, pada sesi tanya jawab, terdapat 20 pertanyaan yang sebagian besar menanyakan tentang kiat-kiat mengatasi kendala dan hambatan ketika akan memulai menulis. Semua pertanyaan dijawab Bunda Kanjeng dengan penuh kesabaran hingga waktu melebihi 1 jam dari batas waktu yang direncanakan😁. Mohon dimaklumi kiranya para peserta PBM PGRI ini sangat antusias mengikuti kelas belajar menulis tersebut. 

Akhirnya kelas ditutup oleh moderator dengan pantun penutup : 

Pergi memancing ke sungai sula,

Nila dipancing di hari senja.

Salam undur diri dari saya,

Untuk teman-teman literasi Nusantara

Alhamdulillah.......







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IDE MENULIS BAGI GURU

JALAN PANJANG NAN BERLIKU MENUJU ASN PPPK GURU