RAHASIA MUDAH MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU UNTUK BERPRESTASI
Selasa, 24 Mei 2022
Pertemuan : 3
Hari/Tanggal : Senin, 23 Mei 2022
Tema : Rahasia Mudah Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Berprestasi
Narasumber : Rita Wati, S.Kom.
Moderator : Rosminiyati
Gelombang : 25
Rahasia Mudah Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Berprestasi
Bismillah ....
PBM PGRI pertemuan ke-3 yang bertema Rahasia Mudah Menulis dan Menerbitkan Buku untuk Berprestasi dibuka dengan perkenalan diri Ibu Rosminiyati selaku moderator. Ibu Rosminiyati seorang guru di SMK Negeri 2 Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Beliau merupakan salah satu alumni PBM PGRI Gelombang 19. Beliau mulai belajar menulis dari nol besar hingga bisa menerbitkan buku solo yang merupakan hasil kumpulan resume selama mengikuti kelas menulis tersebut. Sejak Agustus 2021 hingga sekarang beliau sudah memiliki 10 buku antologi. Moderator kemudian memperkenalkan narasumber hebat kali ini yaitu Ibu Rita Wati, S.Kom., seorang guru mapel Informatika di SMP Negeri 2 Mendoyo, Kab. Jembrana, Provinsi Bali yang cerdas, berbakat dan inspiratif. Untuk mengenal sosok Ibu Rita Wati lebih dalam lagi, moderator mengajak peserta PBM untuk menyimak profil beliau melalui tautan http://www.ritapinang.my.id/2020/06/contact-us.html?m=1
Ketika tiba giliran narasumber berbicara, Ibu Rita Wati mengawalinya dengan mengucapkan salam dan memperkenalkan diri secara singkat. Dari perkenalan singkat tersebut tersebut diketahui bahwa beliau juga seorang alumnni PBM PGRI Gelombang 10. Sebagai motivasi, Ibu Rita memperlihatkan profil beliau dengan berderet panjang prestasi yang telah diraihnya.
Beliau menceritakan bagaimana pengalamannya dalam meraih berbagai prestasi. Dimulai dari guru biasa yang merangkap sebagai operator sekolah, kemudian pandemi datang memberinya peluang untuk mengikuti PBM PGRI yang diprakarsai oleh Om Jay ini. Kelas menulis ini membuat beliau ketagihan menulis dan berhasil membuat karya buku hingga bisa duet bersama Prof. Richardus Eko Indrajit dan meraih juara Blog dan Guru Inspiratif Terbaik Kemendikbudristek Tahun 2021. Wow keren....beliau bisa berduet dengan Prof. Eko Indrajit yang pakar teknologi, akademisi sekaligus penulis puluhan buku dan ratusan jurnal ilmiah yang telah dipublikasikan tingkat nasional maupun internasional, begitu komentar saya dalam hati (tidak bisa bisa komentar di chat grup WA 😁). Ibu Rita mulai menjadi narasumber kelas menulis ini sejak Gelombang 16.
Sebelum memasuki materi inti Ibu Rita melakukan survei melalui tautan https://www.menti.com/h7vyvzticc yang berisi 2 pertanyaan, yaitu tentang tujuan mengikuti PBM PGRI ini dan bagaimana mewujudkan tujuan tersebut. Dari jawaban yang terkumpul dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan mengikuti PBM ini adalah ingin bisa menulis hingga menerbitkan buku dan cara untuk mewujudkannya adalah dengan berlatih, mencoba, menulis, dan menulis. Jadi, secara teori sudah memahami, tinggal mengeksekusi/melaksanakannya. Dan dengan mengikuti PBM PGRI ini dalam waktu 1 bulan ke depan akan mendapatkan banyak perubahan dan kejutan, begitu kata beliau.
Awal ketika mulai menulis biasanya penulis pemula akan merasa susah memdapatkan ide, miskin kosa kata, sulit merangkai kata, sering menunda-nunda untuk menulis, bingung mau menulis apa, tidak percaya diri, bingung mau mulai dari mana, merasa tulisan jelek atau tidak layak dibaca dll. Di PBM, kita bisa saling berbagi, menginspirasi, memberi masukan, semua ide tulisan kita dihargai, dibaca, dan dikomentari sehingga yang tadinya tidak percaya diri menjadi percaya diri melihat keaktifan dari para peserta PBM.
Menurut Ibu Rita, untuk mewujudkan mimpi menjadi penulis maka kita harus banyak membaca. Dengan banyak membaca, ide kan lebih mudah ditemukan. Membaca tidak hanya membaca tulisan atau buku saja tetapi membaca kejadian/peristiwa yang dialami sendiri maupun orang lain di sekitar kita, baik yang menyenangkan maupun menyedihkan, kemudian dituangkan de dalam bentuk tulisan. Dengan begitu kita sudah berlatih menjadi penulis. Ketika sudah terbiasa menulis, tulisan tersebut bisa diarahkan ke dalam bentuk cerpen ataupun novel. Yang tak kalah pentingnya, dalam mengikuti PBM itu harus berani menerima tantangan sehingga menghasilkan sebuah karya. Sampai di sini saya senyam senyum sendiri 😁Kebetulan, sampai dengan menulis resume ke-3 ini, saya sudah berani menerima tantangan bergabung dalam membuat buku Antologi bertema Suka Duka Menuju ASN Jilid 3 dan naskah saya yang berjudul Jalan Panjang Nan Berliku Menuju ASN PPPK Guru sudah saya kirim kepada kurator Bapak Sigit Purwo Nugroho, S.H.,S.Pd. Naskah tersebut juga sudah saya tulis di blog saya https://oktaviahadianingsih77.blogspot.com/2022/05/jalan-panjang-nan-berliku-menuju-asn.html
Selanjutnya, agar tulisan kita menjadi lebih berkualitas dan enak dibaca maka sebagai penulis harus memperhatikan kaidah-kaidah dasar penulisan. Berdasarkan pengalaman Ibu Rita sebagai kurator/editor untuk penulis pemula, kesalahan yang sering muncul adalah:
1. Penggunaan huruf besar dan kecil yang tidak tepat
2. Paragraf panjang-panjang. Paragraf sebaiknya tidak lebih dari 10 kalimat, 5-7 baris saja
3. Penggunaan tanda baca seperti titik (.), koma (,), titik dua (:), tanda hubung (-), tanda petik satu ('), tanda petik dua (") dsb yang kurang tepat
4. Penulisan kata baku, contoh: antri seharusnya antre
5. Penggunaan kata-kata yang tidak efektif, contohnya: para bapak-bapak seharusnya para bapak atau bapak-bapak, jika akan seharusnya salah satu saja jika atau akan begitu pula dengan agar supaya seharusnya agar atau supaya pilih salah satu saja
6. Penggunaan istilah asing yang sering keliru
7. Penggunaan kata depan di yang sering keliru dipisah atau disambung
Menurut Ibu Rita, sebenarnya kesalahan-kesalahan tersebut di atas adalah kesalahan dasar yang tidak perlu terjadi, tetapi sebaiknya ketika kita sedang menulis, tuangkan saja semua ide sampai selesai supaya tetap mengalir dengan lancar, setelah itu baru dibaca ulang dan lakukan pengeditan. Namun demikin, jika penulis pemula masih belum mampu, kita tidak perlu kawatir karena masih ada editor 😁.
Memasuki sesi tanya jawab, terdapat 16 pertanyaan yang sebagian besar menanyakan seputar cara-cara mengatasi hambatan yang berasal dari dalam diri penulis ketika akan memulai menulis yang dijawab dengan pandai mengatur waktu, bergabung dalam kelas menulis, berlatih menulis apa saja setiap hari. Ada pula yang menanyakan tentang kesalahan dasar penulisan khususnya pada penggunaan kata-kata yang tidak efektif. Saya pun mengajukan pertanyaan bagaimana cara supaya tulisan itu mengalir natural dan enak dibaca, Supaya tulisan mengalir natural, saya harus menulis yang saya senangi, kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan hingga tuntas. Sebagai contoh menuliskan pengalaman mengajar, karena mengalami sendiri maka tulisan pasti akan mengalir. Sedangkan supaya tulisan itu enak dibaca, maka setelah selesai minimal dibaca 3 x dengan suara keras agar diketahui bagian mana yang kurang enak sehingga bisa diperbaiki. Setelah menjawab semua pertanyaan narasumber mengakhiri pemaparan materi dengan ungkapan yang menjadi motivasi beliau sejak mengenal tulisan R.A. Kartini Nothing is impossible in this world, what we look upon today, tomorrow may be accomplished fact.
Sebelum menutup pertemuan moderator menarik kesimpulan dari pemaparan materi hari ini bahwa tips mudah menulis menurut Bu Rita Wati adalah menetapkan tujuan, menulis ide yang ada, berkesinambungan, segera, latihan, Training Officer Course (TOC), menulis buku antologi, kemudian dilanjutkan dengan tips berprestasi yaitu berani mengikuti lomba.
Alhamdulillah....
Lengkap sekali, Bu👍🏻🙏🏻
BalasHapusTerima kasih
HapusPaket komplit
BalasHapusAlhamdulillah
HapusRinci banget...
BalasHapusSemngat berliterasi
Semangat 💪 terima kasih 🙏
HapusPenuh full inspirasi resumenya
BalasHapusTerima kasih i
Hapus