MENULIS BUKU TERBAIK PERPUSNAS
Resume
ke-13
Tema : Menulis Buku Terbaik Perpusnas
Hari/Tanggal : Rabu, 15 Juni 2022
Narasumber : Dr. Mudafiah Asyiri
Moderator : Widya Setianingsih
Gelombang : 25
Bismillah….
Malam
ini PBM PGRI Gelombang 25 dan 26 memasuki pertemuan ke-13. Ibu Widya
Setianingsih yang pada pertemuan sebelumnya menjadi narasumber, pada pertemuan
kali ini menjadi moderator. Moderator membuka pertemuan dengan memperkenalkan
narasumber yang akan membawakan tema Menulis Buku Terbaik Perpusnas
yaitu ibu Dr. Mudafiatun Isriyah, S.Pd., M.Pd. Bu Muda, begitu beliau biasa
dipanggil, adalah dosen dan pengajar di FIP Prodi BK UNIPAR Jember.
Buku
duet dengan Prof. Ekoji yang berjudul : Implementasi Social Presence dalam
Bimbingan Online dalam Perspektif Komunikasi Personal, Interpersonal dan
Impersonal ISBN: 978-623-01-0786-3, menghantarkan ibu Muda menjadi Pemenang
Buku Terbaik 1 (Tema Pendidikan Jarak Jauh, Perpusnas 13 September 2021. Buku
tersebut menjadi buku terbaik karena mengandung novelty (kebaruan). Novelty pada buku tersebut adalah social presence yaitu selama ini belum ada buku yang
membahas terkait sikap-sikap sosial saat belajar online, jika ada maka berbeda versi.
Sebelum
membahas lebih lanjut tentang novelty, maka ada baiknya kita mengetahui tentang
pengertian menulis. Menulis merupakan aktivitas manusia menuangkan apa yang
terkandung di dalam pikirannya. Dengan menulis seseorang dapat menyampaikan apa
yang menjadi gagasan maupun perasaannya kepada orang lain. Dapat dikatakan
bahwa menulis adalah salah satu aktivitas komunikasi yang menggunakan bahasa
sebagai mediumnya. Wujudnya berupa tulisan yang terdiri dari rangkaian huruf
yang bermakna dengan segala kelengkapannya, seperti ejaan, dan tanda baca.
Menulis juga merupakan suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap, dan
pendapat kepada pembaca dengan lambang bahasa yang dapat dilihat dan disepakati
bersama oleh penulis dan pembaca.
Menurut
beberapa tulisan, menulis merupakan proses berpikir yang mempunyai sejumlah
unsur yaitu mengingat, menghubungkan, memprediksi, mengorganisasikan,
membayangkan, memonitor, mereview.
Berkaitan
dengan pengertian menulis yang terakhir ini, narasumber kemudian memberikan
tantangan kepada peserta untuk menulis tentang apa saja dalam waktu 20 menit.
Berhubung saya mengikuti kegiatan ini sambil menerima tamu maka, saya
ketinggalan mengirimkan tulisan yang sudah saya buat. Tak apa, masih bisa
ditulis di resume.
Sejatinya
saya ingin mengikuti pertemuan ke-13 PBM PGRI ini dengan duduk manis membaca kalimat
satu per satu kemudian mengendapkannya dan meresapi setiap makna yang
terkandung di dalamnya. Namun apa daya, tamu tak diundang eh maksudnya tanpa membuat
janji bertamu terlebih dahulu sudah ada di depan pintu.
Maksud
dan tujuan orang menulis itu bermacam-macam, misalnya memberitahukan atau
mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur atau menyenangkan, dan
mengutarakan atau mengekspresikan perasaan atau emosi. Selain mempunyai tujuan
yang bersifat umum itu, menulis juga mempunyai tujuan yang bersifat khusus, yaitu
sesuai dengan bentuk-bentuk ekspresi diri saat mau menulis.
Ekspresi
kita saat ingin menulis, on the spot (menulis saat itu juga, tanpa ditunda), maka
ekspresi kita akan: 1) menjelaskan atau menerangkan; 2) menimbulkan citra yang
sama dengan yang diamati oleh penulis tentang suatu objek; 3) meninggalkan
kesan tentang perubahan-perubahan sesuatu yang terjadi mulai dari awal sampai
dengan akhir cerita; 4) menyakinkan atau mendesak pembaca sehingga mengubah
pikiran, pendapat, atau sikapnya sesuai dengan keinginan penulis.
Itu
sebabnya mengapa kita harus menulis dalam kurun waktu yang tidak lebih dari 72
jam,
karena
di alam memori kita akan terjadi hal-hal yang memunculkan pikiran dan ide lain
yang kurang terarah. Dalam praktiknya pikiran akan merubah tujuan yang
berakibat terjadinya tumpang tindih. Setiap orang mungkin menambah
tujuan-tujuan lain yang belum tercakup ke dalam salah satu jenis tujuan awal
saat akan menulis. Namun, pada umumnya dalam suatu tulisan ada satu tujuan
khusus yang dominan. Yang dominan akan
menjadi nama atas keseluruhan tujuan itu.
Dari empat tujuan tersebut, tujuan pertama dan utama dari menulis adalah menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data, maupun peristiwa termasuk pendapat, dan pandangan terhadap fakta, agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang terdapat maupun yang terjadi di muka bumi ini.
Tulisan
yang baik dan benar itu adalah tulisan yang tidak sama dengan milik orang lain.
Istilah dalam penulisan ilmiah adalah novelty (kebaruan). Buku jika ada
novelty maka akan menjadi hidup, karena dibutuhkan banyak orang saat ini. Namun,
hal perlu diingat adalah jika ingin mengetahui kebaruan, harus mengetahui
dahulu spektrum keilmuan yang ditekuninya.
Adapun
cara mencari kebaruan atau novelty antara lain dengan sering membaca buku atau
tulisan yang sesuai dengan latar belakang keilmuannya atau referensi yang
relevan dengan yang akan ditulis. Jika telah menemukan perbedaan itulah maka
akan ditemukan novelty-nya.
Pada sesi tanya jawab, diperoleh penjelasan mengenai International Standard Book Number (ISBN) dan International Standard of Serial Number (ISSN). ISBN merupakan standar internasional untuk buku, sedangkan ISSN merupakan nomor unik yang dikhususkan untuk publikasi secara periodik seperti koran, majalah atau jurnal yang memiliki waktu terbit secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan, dsb. Untuk mendapatkan ISBN tanpa penerbit bisa langsung didaftarkan ke PERPUSNAS.
Pertemuan ditutup dengan closing statement kepada peserta untuk segera menulis agar tujuan utama tetap fokus dan terarah. Sedangkan untuk menghasilkan tulisan yang mengandung novelty (kebaruan), bisa dimulai dengan mengkaji fenomena yang terjadi di sekitar kita. Jika terjadi kesamaan pandangan dalam pembahasan, maka temukan ada atau tidaknya kesamaaan dalam hal kondisi pada saat kita mengamati fenomena tersebut. Jika kondisinya berbeda, maka kemungkinan tulisan kita sudah mengandung unsur novelty (kebaruan).
Selamat
menulis!
Alhamdulillah…
Komentar
Posting Komentar